Takalar, Centerinvestigasi.id – Kegiatan pembangunan tambak udang vaname sistem bioflok di Desa Banyuanyara, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, menuai sorotan publik. Warga sekitar, khususnya para pengusaha tambak rumput laut, menyatakan kekhawatiran atas potensi pencemaran lingkungan yang dapat mengancam kelangsungan budidaya mereka.
Kegiatan tambak yang telah berlangsung selama kurang lebih 20 hari itu diduga kuat belum mengantongi izin resmi dari instansi terkait. Informasi ini diperoleh saat awak media melakukan konfirmasi langsung ke Dinas Perikanan dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Takalar pada Selasa, 2 Juni 2025.
“Belum ada terdaftar perizinan kegiatan bioflok budidaya udang vaname dari Desa Banyuanyara,” ujar pejabat yang ditemui di dua instansi tersebut.
Warga menyayangkan lemahnya pengawasan dan dugaan adanya pembiaran terhadap aktivitas yang dianggap berisiko terhadap lingkungan sekitar. Terlebih, sebagian besar warga menggantungkan hidupnya dari budidaya rumput laut jenis Gracilaria, yang dikenal dengan nama lokal sango-sango. Limbah dari budidaya udang dikhawatirkan mencemari perairan dan menurunkan kualitas hasil panen warga.
Salah satu warga yang tidak ingin disebut namanya menuturkan, “Kami merasa resah karena ini tidak transparan. Katanya pengusahanya merasa aman karena punya kerabat di lingkaran pejabat.”
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak pelaksana tambak maupun dari pemerintah desa setempat. Warga berharap instansi terkait segera turun tangan meninjau langsung lokasi dan menghentikan aktivitas budidaya yang belum berizin agar tidak merugikan masyarakat sekitar.
Pewarta : Kardewa
Editor : Min
