Sarawak, Centerinvestigasi.id Malaysia, 15 November 2025 — Pernyataan mengenai status sejarah Sarawak dan Sabah kembali mencuri perhatian publik setelah Datuk Seri Panglima (DSP) Jeffrey Kitingan beberapa kali menyampaikan deklarasi simbolik berkaitan dengan “kemerdekaan” kedua wilayah tersebut pada 2023, 2024, dan 2025 di Sarawak. Beliau juga menyatakan rencana untuk melakukan hal yang sama di Sabah.
Menurut Jeffrey Kitingan, sejak pembentukan Malaysia pada 16 September 1963, tiada pemimpin dari Sabah maupun Sarawak yang membuat pengisytiharan merdeka secara simbolik bagi kedua wilayah itu. Ia menilai deklarasi tersebut sebagai pengingat posisi Sabah dan Sarawak dalam kerangka Perjanjian Malaysia 1963 (MA63).
“Kita harus mengingati semula bagaimana Malaysia dibentuk dan kedudukan Sabah serta Sarawak dalam persekutuan ini,” ujar Jeffrey Kitingan.
Jeffrey Kitingan yang juga Presiden Parti Solidariti Tanah Airku (STAR) menyebut deklarasi tersebut merupakan usaha untuk mengangkat kembali hak-hak yang menurutnya belum sepenuhnya dipenuhi dalam MA63.
Tanggapan Tokoh Masyarakat
Seorang tokoh masyarakat Sarawak, Haji Mohd Salleh Awang, menilai pernyataan tersebut patut dijadikan bahan renungan bersama, terutama terkait sejarah pembentukan Malaysia.
“Pandangan DSP Jeffrey Kitingan ini harus dilihat sebagai ajakan untuk mengkaji semula sejarah dan memastikan hak Sabah serta Sarawak dihormati. Namun, kita juga perlu menilai semua tindakan dalam kerangka undang-undang Malaysia,” ujar Haji Salleh.
Tokoh masyarakat lainnya, Roslina Anak Jaban, menyatakan bahwa isu MA63 selalu sensitif namun penting untuk dibicarakan.
“Rakyat Sarawak mahu hak kami terjamin. Apa yang disuarakan DSP Jeffrey Kitingan ada asasnya, tetapi prosesnya mesti melalui saluran rasmi dan dialog yang matang,” katanya.
Pandangan Pengamat Politik
Beberapa pengamat menilai deklarasi simbolik seperti yang dilakukan Jeffrey Kitingan tidak memiliki implikasi hukum, namun dapat memicu diskusi publik mengenai kesetaraan Sabah dan Sarawak dalam Persekutuan Malaysia.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah negeri Sabah, Sarawak, maupun pemerintah federal Malaysia terkait deklarasi simbolik tersebut.
Reporter : Herman Bin Sudirman
Editor : Min



















